AFF U 19 - Tim Nasional (Timnas) Indonesia di ajang Piala AFF
U-19 2013 mulai mendapatkan hambatan. Setelah menghujami gawang Brunei
Darussalam dengan lima gol tanpa balas, Myanmar memberi sinyal kalau
skuat muda tanah air masih punya banyak kelemahan, kemarin malam.
Tak heran, pada lanjutan pertandingan di Grup B, nanti malam, di
Stadio Petrokimia, Gresik, Jawa Timur, armada Garuda Muda wajib bermain
ekstra keras. Tantangan sangat berat sudah di depan mata, karena calon
lawan, Vietnam, juga tengah on fire.
Tim tamu baru saja menumbangkan musuh bebuyutan
Indonesia, Malaysia melalui gol tunggal Nguyen Phong Hing Duy, sebelas
menit jelang bubaran. Artinya, spirit bertanding Vietnam layak mendapat perhatian, karena tak lelah mencoba menjebol jala musuh sampai menit-menit akhir.
"Kami harus mewaspadai itu. Tapi pasukanku juga sudah memiliki banyak
senjata. Kini saatnya untuk menjebak mereka dengan permainan. Apalagi
kondisi fisik kami juga cukup mumpuni," ucap Indra Sjafri, Pelatih
Timnas Indonesia U-19, kemarin.
Vietnam harus benar-benar mewaspadai pergerakan para
pemain Indonesia. Area sayap bakal menjadi sentra alur serangan tim
Garuda Junior, untuk menembus pertahanan tim 'tandang' yang terkenal
ulet dan rapat. Tak pelak, barisan aktor sayap wajib menjadi penyayat
sempurna sebagai pendobrak area permainan lawan.
Nama Paulo Sitanggang, Maldini Pali, Alqomar Tehupelasury, Zulfiandi
sampai Dinan Yahdian Javier, menjadi andalan. Kolektivitas mereka
dijamin memberi asa bagi publik tuan rumah untuk menyaksikan pasukan
kebanggaan mereka menuai tiga poin, sekaligus memperbesar peluang untuk
melaju ke babak berikutnya.
Tak bisa dipungkiri, setelah sukses meraih poin
sempurna ketika menghadapi Brunei Darussalam dan Myanmar, Indonesia
mendapat kesempatan untuk menguji betul kapabilitas mereka. Dari sesi
latihan mereka kemarin, Vietnam
memiliki banyak kekuatan yang disebut bisa menjadi jurang terjal bagi
perjalanan tim muda Indonesia, sebelum bersua Thailand dan Malaysia.
Indonesia harus benar-benar memperhatikan Vietnam. Maklum, Vietnam yang juga mengantungi enam angka dari dua pertandingan sudah tentu ingin merebut posisi puncak klasemen dari Indonesia.
Secara teknis Vietnam memiliki modal bagus untuk mengalahkan Indonesia, yaitu lini tengah mereka.
Secara teknis Vietnam memiliki modal bagus untuk mengalahkan Indonesia, yaitu lini tengah mereka.
Sudah menjadi rahasia umum jika Vietnam
cenderung menumpuk pemain di sisi tengah. Permainan gelandang-gelandang
Indonesia seperti Evan Dimas dan Paulo Sitanggang tentu tidak akan
berkembang jika menghadapi tim dengan karakter seperti itu.
Tunggu dulu, Indonesia justru memiliki kesempatan untuk membuat Vietnam
bak senjata makan tuan. Tim yang menumpuk pemain di tengah tentu akan
membiarkan sisi sayap mereka menjadi rentan. Di sinilah kesempatan bagi
Indonesia untuk mengganyang Vietnam.
"Jelas hal itu menjadi keuntungan. Apalagi kami memiliki sayap-sayap
yang kencang. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan," tutur Paulo Sitanggang
ketika berbincang-bincang dengan Tribun, di Sun Hotel, Jumat
(13/9/2013).
Meski belum pernah menggelontorkan gol, sepanjang
turnamen ini Paulo Sitanggang sukses menjadi denyut nadi Indonesia.
Kombinasi Paulo dengan Maldini Pali mampu membuat Indonesia tampil
agresif, terutama di sektor sayap.
"Kombinasi kami berjalan menyenangkan. Memang kami
harus semakin saling mengerti. Kita lihat saja nanti bagaimana
hasilnya," kata pemain asal klub Jember United itu.
Pemuda yang hampir bergabung dengan Akademi Milan itu sebenarnya
bukan seorang winger. Paulo menyebut dirinya sebagai seorang gelandang
tengah. Namun bersama Maldini dia kerap melakukan rotasi posisi sehingga
daya gedor Indonesia dari sektor sayap tetap kuat.
"Saya nyaman jadi winger ketika pindah posisi ada pemain yang bisa
menutupi. Misalnya saya ke sayap, Maldini menutup. Lagi pula memang ciri
permainan saya seperti itu," ungkap pemuda yang menyebut gaya rambutnya
sebagai gaya Genji.
Paulo yang mengaku lebih suka dimainkan sebagai
penyerang lubang itu, mengatakan kombinasi apiknya dengan Maldini
sebenarnya baru seumur jagung. Hebatnya, meski belum lama berkombinasi,
Paulo dan Maldini sudah tampil kompak.
"Baru sebulan ini kami bersama-sama setelah dia pulang dari SAD. Agar
kombinasinya bagus kami sering berlatih dan sering berkomunikasi. Kita
sering mengobrol dan bercanda, sedikit banyak pasti berpengaruh," kata
bocah asal Medan itu.
Jika Maldini cedera atau pergerakannya dikunci pemain
Vietnam, Pelatih Indra Sjafri tidak perlu pusing. Paulo mengaku siap
berduet dengan pemain mana pun.
"Sebenarnya semua sama saja. Kebetulan saja Maldini yang selalu
diberikan kesempatan bermain terlebih dulu. Mau Maldini atau yang
lainnya sebenarnya sama saja," ujar Paulo yang mengidolai Cesc Fabregas.
(Tribunnews/cen)
Indonesia: Ravi Murdianto (PG), Putu
Gede Juti Antara, M Fatchu Rohman, M Sahrul Kurniawan, Hansamu Yama
Pranata, Evan Dimas Darmono, Zulfiandi, Al Qomar Tehupelasury, Ilham
Udin Armaiyn, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Maldini.
Vietnam: Le Van Truong (PG), Le Van
Son, Tran Huu Dong Trieu, Truong Van Thiet, Nguyen Phong Hong Duy,
Nguyen Tuan Anh, Nguyen Van Toan, Nguyen Cong Phuong, Pham Duc Huy, Vu
Van Thanh, Luong Xuan Truong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar